Resume Webinar Ketahanan Pangan : Memerangi Kelaparan Balita di Indonesia

Di tengah pandemi seperti ini mencapai ketahanan pangan dapat dilakukan melalui perbaikan sistem pangan ke arah lokal. Mengingat Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi untuk dapat mencukupi kebutuhan pangan penduduk jika dapat dimanfaatkan secara optimal. Pemuliaan tanaman menjadi langkah penting dalam mendukung diversifikasi pangan. Melalui varietas yang unggul yang dapat diterima pasar maka petani dapat bersaing dengan industri.. Hal ini mendukung teracapainya kemandirian pangan, agar tidak bergantung pada impor. Oleh karena itu, perlunya dukungan dan pendampingan kepada para petani untuk mengelola dan mengembangkan pemuliaan tanaman. Dukungan itu berupa SDM, fasilitas, dana, jejaring dan regulasi, serta sinergi dari berbagai pihak, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, ilmu teknologi.

Bersinergi bersama dengan semua pihak dalam menemukan solusi kreatif bagi ketersediaan pangan. Salah satunya adalah dengan melakukan diversifikasi pangan, hal ini dapat dilakukan oleh setiap keluarga. Penting bagi keluarga untuk menyediakan pangan beragam dan gizi seimbang sebagai investasi SDM yang berkualitas dan berdaya saing terutama kepada para balita. Untuk mewujudkan diversifikasi pangan lokal perlu meningkatkan ketersediaannya, meningkatkan akses pangan lokal untuk keluarga, dan mendorong pemanfaatannya.

30% penduduk Indonesia merupakan anak-anak, hal ini merupakan potensi. Setiap anak wajib mendapatkan perlindungan dari semua pihak. Selain di rumah, perlindungan anak wajib dilakukan dimana saja (sekolah, panti asuhan, dll). Pilar pembangunan anak: pemerintah, masyarakat, dunia usaha, media. Namun, kondisi mereka sangat ironis, 1 dari 3 anak mengalami stunting padahal berada di negeri yang subur. Angka stunting tertinggi malah ditemukan di daerah-daerah penghasil pangan. penyebab kurang gizi pada anak di lapangan selain tidak punya akses dan pembiasaan makanan mereka sejak balita.

Mengubah kebiasaan makan balita: harus dilakukan secara kontekstual dan holistic karena banyak aspek yang bergerak disana, pengetahuan merupakan aspek penting bagi perubahan perilaku, dan pendekatan pemberdayaan keluarga perlu diperkuat. Program pembangunan perbaikan gizi seyogyanya benar-benar mengedepankan partisipasi aktif dan subjek-subjek yang terlibat.

 

Berita Lainnya