SHIFT merupakan sebuah program inisiasi global dari PBB melalui UNEP dan pemerintah norwegia dalam menyediakan asistensi untuk meningkatkan kebijakan sistem pangan terpadu dan berkelanjutan. SHIFT ini diinisiasi untuk menjawab persoalan-persoalan terkait dengan sistem pangan yang berkelanjutan seperti perubahan iklim, food loss dan food waste serta produksi pertanian yang tidak ramah lingkungan. Melalui SHIFT harapannya terlaksana kegiatan-kegiatan penyediaan akses pangan yang baik dan sehat melalui sistem pertanian yang berkelanjutan. Untuk project SHIFT, Kota Semarang menjadi pilot project untuk sistem pertanian dan penyediaan pangan yang regeneratif sehingga dapat menyediakan akses pangan yang baik bagi masyarakat. Kota Semarang dipilih karena Pemerintah kota Semarang melakukan inisiasi untuk mendorong masyarakatnya mendukung melaksanakan pertanian skala urban dan peri urban.
Dalam mendukung program SHIFT, UNEP bersama dengan BAPPENAS dan WAIBI menyelenggarakan kegiatan pelatihan pertanian regeneratif yang tujuannya untuk mendorong memproduksi pangan yang berkelanjutan. Pelatihan dilaksanakan di Sekolah Alam Ar-Ridha pada 27-29 Mei 2022. Pelatihan dihadiri oleh Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS Anang Noegroho, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan perwakilan dari kelompok tani di wilayah Kota Semarang.
Pada pelatihan dijelaskan mengenai prinsip pertanian regeneratif, modul pertanian regeneratif dan pelaksanaan pertanian regeneratif di kelompok-kelompok tani di kota Semarang, pelaksanaan ekonomi sirkular dalam pertanian dan juga model bisnis sirkular ekonomi pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pertanian. Pelatihan lebih banyak membahas terkait dengan penerapan model pertanian regeneratif di perkotaan mulai dari proses produksi dengan melibatkan kelestarian habitat, memanfaatkan potensi limbah untuk produksi pertanian yang berkelanjutan, serta memanfaatkan produk hasil pangan sebagai peluang bisnis.
Pelatihan juga diisi dengan sharing dari masing-masing pelaku usaha pertanian kaitannya dengan pelaksanaan sistem pertanian regeneratif skala kota. Melalui sesi ini, pelaku pertanian bisa saling belajar dan merencanakan pelaksanaan pertaniannya dalam hubungannya dengan pertanian regeneratif yang menghasilkan pangan yang berkelanjutan dan tanggap terhadap iklim. Dalam pelaksanaan pertanian setiap pelaku usaha didorong untuk menerapkan prinsip sirkular ekonomi dalam dunia pertanian sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan di masyarakat.
Peserta pelatihan juga dapat melihat aplikasi dari model sederhana pertanian regeneratif yang dilaksanakan di sekolah Alam Ar-Ridha. Pelaksanaan sistem pertanian menerapkan prinsip pertanian regeneratif diantaranya pengolahan air limbah rumah tangga (got) menjadi air yang digunakan untuk kebutuhan MCK dan kebutuhan air untuk penyiraman tanaman. pengelolaan sistem pertanian dengan menggunakan mulsa dari limbah pertanian serta budidaya ikan dengan pakan alami.
Bagi FOI, pelatihan ini harapannya dapat diaplikasikan dalam model Kebun Pangan Komunitas (KEPAK) yang sedang dikembangkan oleh FOI mulai dari proses pengelolaan pertanian, pengolahan limbah untuk produksi pertanian sampai dengan tahap pengelolaan hasil pertanian menjadi peluang bisnis.Selain itu pelaksanaan KEPAK juga akan meminimalkan penggunaan input kimia dan memaksimalkan keanekaragaman hayati. Melalui sistem pertanian tersebut harapannya FOI bisa menghasilkan pangan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.