“Yang putih itu apa yaa kak?”
“Ohh, itu namanya sapi.. emang kamu belum pernah liat sapi?”
“Belum pernah kak”
(Juarsih, 11 tahun)
Momen qurban tahun ini, lagi-lagi membawa cerita haru yang tidak diduga sebelumnya. Bayangkan, siswa kelas 6 SD berusia 11 tahun ini bahkan belum pernah mengetahui hewan yang bernama sapi.. apalagi untuk merasakan nikmat dagingnya.
“Anak-anak pada ngumpul disini bukan karena mereka nakal mau ganggu mba, tapi karena mereka penasaran dan pingin melihat hewan-hewannya” -cerita Pak Jaro, Kepala Desa Jagaraksa.
Haru sekali melihat keceriaan warga Desa Jagaraksa yang begitu semangat dan antusias bergotong-royong melaksanakan penyembelihan hewan qurban yang sangat jarang mereka dapatkan. Suasana desa yang masih asri menambah kesyahduan ritual potong hewan qurban disini. Satu persatu daging kambing maupun sapi mereka potong-potong dan dibagi secara adil agar semua warga bisa mendapatkan. Warga desa ini tidak menggunakan kantong plastik untuk membungkus daging qurban yang akan dibagikan, melainkan memanfaatkan batang pohon bambu yang ada di sekitar mereka. Daging yang sudah dipotong ditusukkan ke bilah bambu tipis dan diikat, kemudian dipikul untuk diantarkan satu per satu ke rumah warga.
Daging yang diperoleh segera dimasak oleh para ibu, ada yang membuat sate, gulai, sop, dan berbagai olahan lainnya. Senang sekali melihat anak-anak yang begitu semangat menyantap olahan daging yang jarang dinikmatinya.
Kami bersyukur, pelaksanaan program Qurban Hingga Pelosok yang ke-6 ini bisa memberikan kebahagiaan dan asupan protein kepada anak-anak dari 523 keluarga di Desa Jagaraksa, Banten dan Desa Kiarasari, Bogor.
Terima kasih kepada para dermawan yang telah berqurban melalui Qurban Hingga Pelosok, momen ini begitu berarti bagi mereka 😊🙏
Mari terus bergerak bersama membuka akses pangan dan wujudkan Indonesia merdeka 100% dari rasa lapar!
Salam pangan untuk harapan 😁✊🏻