Sambung Kebahagiaan Dari Jiwa Yang Terpanggil
( Astisofia Selsha Akila )
•••
Siapa yang mengharapkan keadaan ini? berada pada pilihan yang tidak bisa dipilih. Pandemik menjatuhkan diri, semua, bahkan yang tidakh bersalah pun. Kami bingung harus kemana, iya kami para pedagang, ojek pengkolan, ojek online, buruh, bahkan pengusaha sukses. Semua terkena imbasnya, pandemik menghentikan segalanya.
Namun, ada beberapa yang sadar akan keadaan ini, dimana hati harus bergerak, dimana jiwa terpanggil. Kami harus bergerak disaat orang-orang membutuhkan kepedulian sang pemerintah. Kami bersama bersatu membangun kepedulian. Jarak bukanlah suatu penghalang bagi kami untuk membantu mereka.
Kini, yang menunggu, telah mendapatkan sedikit kebutuhannya. Mereka bahagia, walau yang kami beri tidak sebanding dengan apa yang benar-benar mereka butuhkan. Dari rumah ke rumah kami temui, keluarga demi keluarga kami jalinkan silaturahmi. Mereka bahagia, itulah alasan kami juga bahagia berada di sini.
Kebahagiaan bukanlah tentang harta, kebahagiaan dapat ditemukan di manapun, bahkan di lubuk hati yang paling dalam terdapat kebahagiaan yang tertanam, meski keringat terus bercucuran, meski air mata terus mengalir.