TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Pemerintah Kabupaten Magelang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang bersama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Kantor Dinkes Kabupaten Magelang, Selasa (3/4/2018).
Mereka menjalin kerjasama dalam bidang pangan guna memerangi masalah gizi buruk dan bayi stunting yang terjadi di Kabupaten Magelang.
Pendiri Foodbank of Indoensia, Hendro Utomo, mengatakan, saat ini kasus stunting ini masih terbilang sangat tinggi, hampir sepertiga dari anak-anak di Indonesia mengalami stunting.
Dijelaskannya, stunting ini adalah kondisi di mana anak-anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan nutrisi pangan dan gizi dalam jangka waktu yang lama.
Tak hanya stunting saja, ia mengatakan, gizi buruk juga masih terjadi. Jumlah anak-anak yang menderita gizi buruk yang berjumlah cukup banyak.
Dia juga menyebutkan angka kelaparan anak-anak di sekolah bahkan mencapai 40 persen.
“Jumlah kasus stunting di Indonesia ini tinggi sekali, lebih dari sepertiga anak-anak dari balita kita mengalami stunting. Tinggi badan mereka kurang, begitu pula dengan pangan dan gizinya,” tutur Hendro, Selasa (3/4/2018), saat acara penandatanganan MoU di Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.
Menanggulangi permasalahan stunting dan gizi buruk tersebut, pihak Foodbank of Indonesia dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang pun melakukan kerjasama dalam bidang pangan dan gizi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai program yang dilaksanakan antara lain, program Sayap dari Ibu (Sadari).
Kader ataupun relawan bergerak di masyarakat, melakukan intervensi pangan kepada para ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia 2-5 tahun yang mengalami kekurangan gizi.
Pangan yang diberikan terbuat dari bahan lokal, yang memiliki nutrisi yang ideal dan tercukupi nilai gizinya.
“Melalui program Sadari ini, kita bergerak untuk 1.000 hari pertama kehidupan, membantu ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita dua sampai lima tahun. Kami lakukan intervensi pangan. Kami berikan makanan tambahan tiga kali seminggu. Makanan yang bergizi yang baik untuk ibu hamil untuk pertumbuhan bayinya, ibu menyusui dan langsung kepada balita,” ujarnya.
Hendro mengatakan, program yang sudah dijalankan selama enam bulan di Kecamatan Mungkid tersebut membawa hasil positif.
Selama jangka waktu tersebut, sebanyak 70 persen anak peserta program mengalami peningkatan berat badan dan status gizi.
Rencananya program tersebut akan diduplikasikan di 21 Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Magelang, khususnya wilayah kecamatan lain yang masih mengalami kasus gizi buruk atau balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) seperti di Kecamatan Grabak dan Ngablak.
Dia pun berharap melalui pelaksanakan program tersebut dapat menurunkan angka gizi buruk dan stunting di Kabupaten Magelang.
“Program ini baru pertama dilaksanakan, di Kecamatan Mungkid, selama enam bulan ini responnya positif. Kami akan duplikasikan ke kecamatan lain sehingga harapan kami dapat menurunkan gizi buruk dan stunting,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Hendarto, mengatakan, pihaknya menyambut baik atas kerjasama yang dilakukan antara FOI dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka memerangi kasus gizi buruk dan stunting yang masih terjadi di wilayah Kabupaten Magelang.
Dia pun berharap kemitraan tersebut dapat terus dilaksanakan sehingga masalah gizi buruk dan stunting di Kabupaten Magelang dapat segera teratasi.
“Kami menyambut baik adanya kerjasama ini, mudah-mudahan dapat diterapkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Magelang untuk menanggulangi gizi buruk dan stunting di Kabupaten Magelang,” tutur Hendarto.(*)