Foodbank Of Indonesia

Ringankan Beban Pandeglang

Hari ini tim kemanusiaan FOI berangkat menuju daerah bencana tsunami Selat Sunda. Dengan 2 truk mobil pangan umat bantuan Rasil Radio dan Masjid At-Taqwa, FOI membawa sejumlah donasi untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena bencana di sana.   Tim FOI telah menerima donasi dari berbagai pihak pedonor. Donasi terkumpul berupa makanan, pakaian, pampers, kelambu, pelengkapan solat, mainan anak, dan Al-Quran. Disertakan pula donasi makanan dari Super Indo untuk saudara-saudara kita di sana. Wilayah tujuan FOI kali ini adalah bagian ujung Pulau Jawa tepatnya di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang. Area ini terkena tsunami dan air pasang setinggi 4 meter, menyebabkan kerusakan parah dan penduduk harus mengungsi.   Semoga wilayah Pandeglang dan sekitarnya lekas pulih seperti sedia kala. Terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan bantuan untuk saudara kita di sana.   Bantuan sahabat semua semoga bisa meringankan beban mereka. Dan semoga kebaikan senantiasa mengiringi kita semua.   Sampai saat ini FOI masih menerima sumbangan dari sahabat-sahabat, untuk diberikan pada gelombang berikutnya. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi Hotline FOI 081293663649. Donasi dapat juga diantarkan langsung ke Kantor Pusat FOI.   Alamat FOI : Jl. Abdul Majid Dalam III No. 2B, Komplek Deplu Cipete, Jakarta Selatan Salam Pangan untuk Harapan

Read More »

Bergerak Bersama Memutus Rantai Stunting, KPPPA dan FOI Adakan Edukasi Kesehatan Reproduksi untuk Remaja

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI bekerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) dibawah yayasan lumbung pangan, hari ini mengadakan sosialisasi edukasi kesehatan reproduksi untuk remaja, di Kantor Desa Bulagor, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang.   Edukasi ini merupakan bagian dari Program Kampung Anak Sejahtera (KAS) yang dijalankan sebagai model kerjasama lintas sektor seperti pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat untuk memerangi stunting dan gizi kurang pada anak melalui pendampingan masyarakat yang telah di laksanakan sejak bulan juli di empat desa dan empat kabupaten yaitu, Desa Bulagor, Kabupaten Pandeglang; Desa Cibatok Dua, Kabupaten Bogor; Desa Selomirah, Kabupaten Magelang dan Desa Tambak Kalisogo, Kabupaten Kalisogo.   Tujuannya adalah untuk megurangi angka stunting melalui peningkatan peran keluarga dalam memenuhi hak kesejateraan anak. Lewat peningkatan peran keluarga dalam memenuhi kesejahteraan anak ini, dilakukan kegiatan pendampingan menambah pengetahuan serta keterampilan di bidang pangan dan gizi.   Hendra Jamal, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI mengatakan model kerja sama ini penting untuk dikembangkan, “Model kerjasama ini menjadi perhatian yang cukup penting sebagai model yang perlu dikembangkan. Kemajuan pola hidup yang baik pada masyarakat ini akan dilaporkan kepada Kantor Staff Presiden untuk membantu gerakan kita bersama menuntaskan stunting,” jelasnya.   Sejalan dengan hal tersebut, Hendro Utomo, Pendiri Foodbank of Indonesia mengatakan bahwa perlu usaha maksimal untuk melaksanakan KAS ini dari berbagai sektor. “FOI bersama KPPPA, akademisi, pemerintah Kab. Pandeglang, dan para relawan serta masyarakat dapat bekerjasama dalam program KAS agar mendapat hasil yang maksimal,” ungkapnya. FOI memandang bahwa permasalahan stunting dan kurang gizi adalah persoalan terhambatnya akses pangan yang baik bagi anak-anak. Akses pangan tersebut ditentukan oleh orang-orang dewasa yang berada di sekitar anak yaitu keluarga inti dan lingkungan anak-anak berada. Kepala Desa Bulagor, Pandeglang, Enting Jaenudin menyambut baik kehadiran program KAS di Desa Bulagor. Ia melihat misi dari Program KAS ini sejalan dengan misinya, yaitu membuat masyarakat lebih terampil dalam bidang pangan dan gizi dengan memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki oleh Desa Bulagor. “Saya ingin mengembalikan kearifan lokal, khususnya yang dimiliki oleh Desa Bulagor. Masyarakat Bulagor berperan aktif dan menjadi produktif dengan mengelola lahan yang dimilikinya. Sehingga masyarakat bisa memproduksi makanan sendiri dari kebunnya, hal ini dapat menghindari kebiasaan konsumtif pada masyarakat,” jelasnya.   Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Kemendes-PDTT (2017) menyebutkan ada empat faktor yang dapat menyebabkan stunting pada anak, yaitu praktik pengasuhan yang tidak baik; terbatasnya layanan kesehatan, termasuk layanan ANC (ante natal care), post natal, dan pembelajaran dini yang berkualitas; kurangnya akses pada makanan bergizi; dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.   Menyikapi hal tersebut, dengan menggandeng berbagai pihak, program KAS melakukan serangkaian upaya untuk mencegah stunting. Di antaranya dengan melakukan edukasi dan pelatihan yang ditujukan kepada masyarakat, khususnya ibu dan remaja. Edukasi dan pelatihan yang diberikan mengenai pelatihan pola asuh, peran keluarga, pengolahan makanan berbasis pangan lokal.   Selain pelatihan dan edukasi untuk orangtua dan remaja, KAS juga melaksanakan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk balita berbasis pangan lokal. Saat ini tercatat dari empat desa yang menjadi bagian program KAS, sebanyak 134 anak yang mendapatkan PMT secara rutin.   Edukasi dan pelatihan tidak hanya ditujukan kepada orangtua khususnya ibu, akan tetapi remaja perlu mendapatkan edukasi dan pelatihan mengenai seluk beluk stunting.   Edukasi ini sangat penting bagi remaja, untuk mencegah terjadinya pernikahan dini dan melahirkan sebelum tepat usia. Hal tersebut mejadi salah satu faktor terjadinya stunting pada anak. Edukasi kesehatan reproduksi ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih mengoptimalkan pencegahan stunting yang terjadi di masyarakat.   Hanny Sasmita, Akademisi Universitas Mathla’ul Anwar Pandeglang yang berkesempatan menjadi pembicara dalam edukasi kesehatan reproduksi remaja ini menjelaskan pentingnya memberikan wawasan dan edukasi kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting. “Remaja adalah generasi penerus bangsa. Mereka adalah calon ibu dan ayah. Untuk itu, perlu memahami benar seluk beluk stunting sebagai salah satu upaya pencegahan,” jelasnya.   Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia. Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya angka anak balita pendek/stunting (Kemendes-PDTT, 2017). WHO (2018) mengeluarkan data prevalensi stunting di Asia bagian selatan—termasuk Indonesia di dalamnya—berada pada angka 30 – 39.9% atau tepatnya sebesar 34.1%. Sementara itu di dunia, Indonesia termasuk negara dengan angka prevalensi stunting kelima terbesar (TNP2K, 2017). Tercatat oleh Kemenkes (2018) sebanyak 3.8% balita Indonesia dalam keadaan gizi buruk dan 14% dalam keadaan gizi kurang. Data hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kemenkes (2018) mencatat bahwa sebanyak 29.6% balita Indonesia menderita stunting.

Read More »

Donasi Mudah dengan Go-Pay

Yuk, Tebarkan Senyuman! Senyum adalah hal sederhana namun luar biasa Namun, alangkah lebih indah jika kita bisa tesenyum dan menebarkan senyuman di wajah mereka juga Mari berbagi kebahagiaan dengan bergerak bersama FOI untuk membantu mereka yang lapar, sakit, renta, dan anak-anak dhuafa yang memerlukan bantuan kita! Bantuan dapat diberikan dalam bentuk makanan maupun dana operasional yang kini dapat lebih mudah dilakukan melalui Go-Pay! Caranya mudah, loh Foodbankers! Hanya dengan scan QR Code FOI lalu kamu dapat berdonasi tanpa ada batasan minimal Rupiah! Scan QR Code FOI, dapat juga diunduh melalui  Ayo bergerak bersama FOI untuk menghapuskan kesenjangan pangan dan menebarkan senyuman di Indonesia! Salam pangan untuk harapan ✊🏻

Read More »

Selamat Ulang Tahun, Pahlawan Pangan!

Selama 28 tahun berdiri, JNE telah banyak memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat Indonesia. Menghubungkan kebahagiaan, begitulah visi yang menjadi tagline-nya #connectinghappiness. Tim FOI dan JNE membagikan donasi di Lombok pasca gempa bulan Agustus lalu   Kerja sama yang telah dilakukan bersama Foodbank of Indonesia (FOI) telah menghubungkan kebahagiaan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan di luar sana dengan membuka akses pangan yang layak untuk mereka. Lebih dari 1000 masyarakat yang terdiri dari anak-anak, lansia dan dhuafa memiliki harapan dan dapat tersenyum dengan bantuan donasi makanan yang mereka terima. Penandatanganan MOU Kerja Sama antara FOI dengan JNE pada Kamis, 8 Maret 2018 di SDN Gandaria Utara 11   Sekitar 10.000 koli makanan dari Super Indo dan roti dari Breadlife telah dihantarkan kepada mereka yang membutuhkan di wilayah Jabodetabek hingga luar daerah. Tim FOI dan JNE menurunkan barang donasi dari mobil JNE di Markas FOI. Barang donasi tersebut berasal dari Super Indo Terima kasih JNE, Semoga di usiamu kini, semakin banyak senyum yang merekah, dengan terhubungnya kebahagaiaan yang kau jalin khususnya dalam rantai akses pangan bersama FOI. Selamat ulang tahun, Palawan Pangan! Salam pangan untuk harapan.  

Read More »

Nugget dan Rolade Ikan Bandeng dari Desa Kalisogo

“MAANTAAAP!!”Begitulah seruan ibu-ibu di Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo ketika mengikuti pelatihan pengolahan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berbasis pangan lokal. Desa yang terletak di sebelah selatan Sungai Porong itu ternyata kaya akan hasil tambak, salah satunya Ikan Bandeng. Itulah yang menjadi ide pembuatan nugget dan rolade ikan oleh ibu-ibu warga Kalisogo. Ikan Bandeng diketahui mengandung Omega-3 yang baik untuk meningkatkan kecerdasan anak, serta melancarkan peredaran darah di otak. Kegiatan pada Senin (3/12) pagi di balai desa itu dimulai dengan penjelasan mengenai keanekaragaman pangan dan pentingnya makan ikan oleh Ibu Titi Nurani dari Dinas Perikanan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Setelah itu ibu-ibu dengan antusias mempraktikkan cara memasak nugget dan rolade ikan.   Dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar desa, diharapkan masyarakat Tambak Kalisogo dapat membuat sendiri beragam olahan ikan di rumah. Mari manfaatkan pangan lokal di sekitar kita. Praktis dan kandungan gizinya juara! Salam pangan untuk harapan ✊🏻

Read More »

Keseruan Filantropi Festival 2018

Pada Kamis-Sabtu lalu, tepatnya 15-17 November 2018 FOI turut memeriahkan acara Indonesian Philantrophy Festival atau yang dikenal dengan FIFest 2018 di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta.   FIFest merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh Filantropi Indonesia setiap dua tahun sekali. Festival ini tidak hanya menyajikan pameran, ada juga philantrophy forum, philantrophy skill and share, philantrophy market place dan berbagai macam kegiatan lainnya. FIFest 2018 menampilkan inovasi dalam berbagai aktivitas filantropi di Indonesia dan Asia, serta strategi efektif dalam membangun kapasitas lembaga-lembaga filantropi di Indonesia untuk pencapaian TPB/SDGs.   Pembukaan acara dilaksanakan pada Kamis (15/11) di Merak Room. Hadir sekaligus meresmikan kegiatan dua tahun ini yaitu Bapak Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Erna Witoelar, Co-Chair Filantropi Indonesia pada saat memberikan sambutan Opening FIFESt 2018 di Merak Room, JCC Erna Witoelar, selaku Co-Chair Filantropi Indonesia mengatakan bahwa kegiatan ini akan memberikan informasi dan inspirasi bagi pengunjung. “Event ii tidak hanya menampilkan pameran, tapi juga forum. Penuh dengan informasi dan inspirasi tenatng filantropi. Mendengar berbagai cerita di sini, tidak mungkin tidak terinspirasi,” ungkapnya. Seremoni Opening Festival Filantropi Indonesia 2018 Dalam pameran ini, FOI tidak hanya menampilkan program-programnya saja. FOI membuka donasi makanan bagi pengunjung yang ingin berdonasi. Kotak Donasi FOI Donasi juga bisa dilakukan dengan cara membeli merchandise FOI, seperti pin, mug, kaos dan echo bag. Juga Beras Apel yang berasal dari sawah kaki gunung Halimun, Desa Kiarasari Bogor. Merchandise FOI : Mug, Pin, T-Shirt dan Beras Apel Seperti yang dilakukan oleh adik-adik SMP Lazuardi pada saat mengunjungi booth FOI. Mereka bertanya-tanya tentang apa itu FOI dan kegiatan apa saja yang dilakuakn FOI. Tentu saja, dengan semangat Annisa, staff FOI, menjelaskan tentang FOI berikut kegiatan yang dilakukan oleh FOI. Mereka juga mendonasikan snack dan uang untuk FOI. Terima kasih adik-adik SMP Lazuardi.   Selama tiga hari, FOI ambil bagian dari keseruan acara yang diselenggarakan oleh Filantropi Indonesia. Ilmu baru, , kawan baru dan relasi baru FOI dapatkan di sini. Lewat acara ini juga, banyak yang main paham perlunya mewujudkan keadilan pangan, sekaligus membukan akses pangan seluas-luasnya.   Terima kasih kepada relawan yang telah banyak membantu FOI dalam acara pameran ini. Juga kepada pengunjung yang telah meramaikan dan berdonasi melalui booth FOI. Semoga mendapatkan rejeki yang berlimpah dan senantiasa diiringi dengan kebaikan. Amin.   Salam pangan untuk harapan.

Read More »

Grebeg Donasi Bersama Relawan Muda FOI

Grebek Donasi merupakan salah satu kegiatan FOI dalam melakukan pemilahan barang-barang donasi dari donatur. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu di Markas FOI. Proses pemilihan barang donasi berupa makanan dan minuman   Siapapun bisa mengikuti Grebeg Donasi ini, baik individu, kelompok, komunitas, sekolah dsb. Donasi yang telah melalui proses pemilahan, akan didistribusikan kepada nasabah FOI, yaitu: lansia, balita dan kaum dhuafa.   Pada, Sabtu 5-9-2018, adik-adik dari Mentari Interculitural School Bintaro, ikut membantu FOI dalam melakukan penyortiran donasi. Kami menyebut mereka sebagai relawan muda. Sebelum pemilahan donasi dimulai, Annisa, staff Operasional FOI memperkenalkan kepada mereka tentang FOI. Kemudian Annisa menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat penyortiran bahan makan dan minuman. Para relawan muda ini, antara lain harus mencermati tanggal kedaluwarsa yang tertera pada produk. Mereka juga diperkenalkan cara memilah barang-barang seperti minuman, agar siap dibagikan kepada nasabah FOI.   Annisa sedang memperkenalkan FOI dan menjelaskan tata cara penortiran barang donasi   Selain, adik-adik dari Mentari Intercultural School Bintaro, ada juga adik-adik dari  SMA Cikal Amri. Mereka juga punya semangat yang sangat tinggi untuk melakukan penyortiran donasi. Keceriaan relawan muda dari SMA Cikal Amri pada saat melakukan penyortiran donasi Terima kasih kepada relawan muda FOI, adik-adik Mentari Intercultural School dan Cikal Amri yang telah meluangkan waktunya untuk membantu melakukan penyortiran donasi. Semoga bisa menginspirasi teman-teman yang lain untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan   Mari bergerak bersama FOI untuk menghapus kesenjangan pangan di Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia Merdeka 100%. Salam pangan untuk harapan.   Tertarik  bergerak bersama FOI untuk ikut Grebeg Donasi? Yuk, daftarkan saja langsung dengan menghubungi Hotline FOI : 0813-9366-3649   Instagram :https://www.instagram.com/foodbankid/ Twitter : https://twitter.com/FoodbankID Facebook : https://www.facebook.com/foodbankindonesia/

Read More »

Lewat Crowdfunding, FOI Bangun Dapur Pangan Ummat untuk Melayani Anak dan Ibu Hamil

Jakarta, 8 Oktober 2018,- Foodbank of Indonesia (FOI) sejak 3 Juli hingga 1 Oktober 2018 telah melakukan Birthday Crowdfunding, berkolaborasi dengan Winniarlita, seorang aktivis pecinta lingkungan. Penggalangan donasi melalui platform Kitabisa.com ini,  telah berhasil mengumpulkan donasi sejumlah Rp 121.375.183,- yang nantinya akan digunakan untuk pengadaan peralatan masak dan pembangunan Dapur Pangan Ummat  di Jakarta, Bekasi, Pandeglang, Jogja dan Surabaya yang  akan melayani anak-anak dan ibu hamil di tengah masyarakat untuk mencegah stunting dan kekurangan gizi. Dengan adanya dapur pangan ini diharapkan dapat membuka akses pangan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat. Winni mengungkapkan bahwa ia ingin merayakan ulang tahun dengan cara yang berbeda dari biasanya, yaitu berbagi kebahagiaan dengan membantu orang-orang yang kelaparan dan anak-anak yang mengalami kekurangan gizi. “Tahun ini, saya ingin merayakan ulang tahun dengan cara yang berbeda. Yaitu dengan menolong anak-anak dan membuat perubahan. Saya mendengar tentang kegiatan FOI, yang telah membantu banyak orang. Makanya, saya merasa terpanggil untuk melakukan aksi bersama FOI. Karena kebahagiaan yang paling dalam adalah saat kita bisa membuat orang lain bahagia juga,” ungkapnya. Foodbank of Indonesia (FOI)  merupakan lembaga sosial nirlaba yang fokus dalam membantu dan mendampingi masyarakat yang kelaparan dan kurang gizi. Lembaga yang berdiri sejak tahun 2015 ini, juga menjadi jembatan untuk masyarakat yang membutuhkan dan masyarakat yang berkelebihan dengan misi menciptakan akses pangan yang lebih adil bagi masyarakat dan fakir miskin serta memerangi kurang gizi pada anak-anak. Melaui program-programnya yaitu, Pos Pangan, Mentari Bangsaku, Sayap Dari Ibu (SADARI ), Berqurban hingga Pelosok dan Indonesia Ceria (Cerita Baik Kita), FOI telah membantu membuka akses pangan kepada 11.063 anak-anak, 167 lansia dan 111 dhuafa. Akses pangan merupakan hak dasar bagi setiap warga negara sebagaimana yang tertera dalam Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945. Akan tetapi, masih banyak warga Indonesia yang mengalami kelaparan. Menurut Global Hunger Index (GHI) 2017, sebanyak 19 juta penduduk Indonesia mengalami kelaparan dan sekitar 40% kelaparan terjadi di sekolah. Permasalahan yang memasuki skala cukup serius ini menunjukkan bahwa keadilan pangan belum menyentuh seluruh warga Indonesia. Begitupun juga dengan angka stunting. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,5 persen. Stunting di Indonesia pun tergolong kronis. Dalam operasionalnya, FOI bekerjasama dengan berbagai perusahan dan instansi pemerintah untuk membuka akses pangan bagi masyarakat. Melihat kondisi ini, FOI tergerak untuk membangun Dapur Pangan Ummat, yang bertujuan untuk mempermudah akses pangan masyarakat dalam membantu mengatasi kasus kelaparan yang terjadi di masyarakat. Hendro Utomo, Founder FOI, mengatakan bahwa persoalan pangan dan kelaparan di Indonesia menjadi masalah besar bangsa ini, sehingga perlu kerja semua warga. “Kita perlu bahu membahu untuk mengatasi permasalahan ini, dengan menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Melalui Dapur Pangan ini, semoga bisa membuka akses pangan dan keadilan pangan dapat menyentuh seluruh masyarakat di Indonesia,” jelasnya.   Facebook :https://www.facebook.com/foodbankindonesia/ Twitter : https://twitter.com/FoodbankID Instagram :https://www.instagram.com/foodbankid/ Email : foodbankid@gmail.com

Read More »

Cegah Stunting, KPPPA Gandeng FOI Wujudkan Kampung Anak Sejahtera

Bogor 1 Oktober 2018,– Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI bekerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI), hari ini meluncurkan program Kampung Anak Sejahtera (KAS) di Desa Cibatok 2, Kabupaten Bogor. KAS merupakan sebuah model program pendampingan masyarakat untuk memerangi stunting dan kurang gizi pada balita dengan melakukan penguatan peran keluarga. Keluarga yang telah teredukasi, menjamin terpenuhinya akses pangan yang baik untuk anak.   Berdasarkan data Pemantau Status Gizi (PSG) Kemenkes 2018, prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 29,6 persen. WHO menyebutkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia tergolong kronis, karena prevalensi stunting lebih dari 20%. Di dunia, Indonesia termasuk sebagai negara dengan angka prevalensi stunting kelima terbesar (TNP2K, 2017). Selain itu, Kemenkes (2018) mencatat 3.8% balita Indonesia berada dalam kondisi keadaan gizi buruk dan 14% dalam keadaan gizi kurang.   Stunting merupakan kondisi gizi buruk yang ditandai dengan tubuh kecil atau pendek. Dalam jangka pendek stunting bisa menimbulkan efek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme tubuh. Sementara dampak jangka panjang, anak-anak stunting bisa mengalami menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, dan risiko tinggi mengidap diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, serta disabilitas di usia tua. Kedua dampak tersebut tentunya akan menurunkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia, produktivitas, dan daya saing bangsa (Kemendes-PDTT, 2017). Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Kemendes-PDTT (2017) menyebutkan ada empat faktor yang dapat menyebabkan stunting pada anak, yaitu praktek pengasuhan yang tidak baik; terbatasnya layanan kesehatan, termasuk layanan anc (ante natal care), post natal, dan pembelajaran dini yang berkualitas; kurangnya akses pada makanan bergizi; dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi Menyikapi hal tersebut, diperlukan beragam upaya untuk mencegah terjadinya stunting. Terlebih, seperti diamanatkan dalam UUD pasal 27 ayat 2, setiap warga negara berhak mendapatkan akses pangan yang layak. Terbukanya akses pangan secara luas, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, akan mendorong bangsa ini pada tahap merdeka 100%.   Isu stunting pada dasarnya juga sangat berkaitan dengan hak anak, yaitu hak untuk mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan. Negara menjamin hak-hak anak agar terpenuhi dalam proses tumbuh kembangnya. Di sisi lain, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika seluruh keluarga memahami pentingnya peran keluarga dalam pemenuhan hak anak. Untuk mendorong kesadaran keluarga Indonesia akan hak anak ini, Kementerian PPPA bersama Foodbank of Indonesia (FOI) bekerjasama dalam upaya pemenuhan hak anak dan pencegahan stunting melalui program Kampung Anak Sejahtera (KAS).   Ruang lingkup program ini mencakup anak, keluarga, hingga level kampung (RT/RW). Tujuan program ini adalah untuk membentuk sebuah kampung yang dapat memenuhi kebutuhan pangan anak. Program ini juga mengupayakan beragam edukasi pada sebanyak mungkin keluarga demi tercapainya kesejahteraan bagi anak. Di antaranya adalah dengan edukasi mengenai pola asuh anak untuk orangtua, pemberian asupan gizi yang baik untuk ibu hamil dan menyusui, pemberian ASI eksklusif, dan pemberian menu makan gizi seimbang.   Edukasi untuk memperkuat peran keluarga ini diharapkan akan membuka wawasan seputar pentingnya makanan sehat bagi anak. Sekaligus mengubah pola pikir masyarakat bahwa pemenuhan akses pangan bisa dilakukan dengan begitu banyak cara yang praktis dan bisa dilakukan sendiri di rumah serta lingkungan sekitar. Ini semua bertujuan pada terwujudnya Desa Layak Anak, yang kemudian menjadi Indonesia Layak Anak (IDOLA). Program ini juga bekerjasama dengan para akademisi bidang gizi, kesehatan, teknologi pangan, ilmu budaya, dan ilmu sosial dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia.   Menanggapi hal tersebut, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI, Drs. Hendra Jamal, M.Si mengatakan bahwa pemenuhan hak anak adalah hal yang penting dan menjadi proritas. “Semua anak adalah anak kita. Anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, jika mendapatkan asupan gizi yang baik. Itu merupakan salah satu hak anak yang harus dipenuhi,” jelasnya.   Sementara Dr.Ir. Sri Anna Marliyanti, M.Si staf pengajar dari Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor menyampaikan pentingnya pemenuhan gizi anak pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). “Pemberian asupan gizi untuk anak-anak di periode emas ini sangatlah penting. Orangtua perlu menyadari hal ini agar anak-anak dapat tumbuh kembang secara optimal.”   Program KAS kali ini diresmikan di Desa Cibatok Dua, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, dengan dihadiri oleh Camat Cibungbulang, Bapeda Litbag Bogor, dan dinas terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan Bogor, Dinas Perikanan dan Peternakan Bogor, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak, dan UPT PPA wilayah V. Pada kesempatan ini sekaligus dilakukan Pelatihan Gizi dan Kesehatan bagi keluarga di Desa Cibatok. Sedangkan kegiatan pengayaan lain seperti Pelatihan Penguatan Peran Keluarga dan Pelatihan Pengelolaan PMT berbasis pangan lokal juga dijadwalkan akan dilakukan di daerah program KAS berlangsung.   Program KAS akan dilakukan di empat Kabupaten, di antaranya Kabupaten Bogor, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Sidoarjo. Keempat Kabupaten ini terpilih sebagai perwakilan model dalam mewakili empat propinsi yang ada di Pulau Jawa. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk membantu menangani kasus gizi dan pemenuhan hak anak Indonesia. Terutama dalam aspek kesehatan sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa yang produktif.   Hendro Utomo, pendiri Foodbank of Indonesia mengungkapkan bahwa perlu usaha maksimal dalam melaksanakan program KAS. “Di bulan April lalu, FOI telah melakukan penandatangan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Program KAS Magelang juga telah dibuka pada Agustus lalu. Ke depan, FOI bersama KPPPA, pemerintah Kab. Bogor, Kab. Magelang, dan para relawan dapat bekerjasama dalam program KAS agar mendapat hasil yang maksimal,” ungkapnya.     Facebook : https://www.facebook.com/foodbankindonesia/ Twitter : https://twitter.com/FoodbankID Instagram : https://www.instagram.com/foodbankid/

Read More »

Catatan Harian, Asa untuk Selambai

Rabu, 29 Agustus 2018, GOR Selambai   Hari ini PT Kaltim Nitrat Indonesia (KNI)  dengan Foodbank of Indonesia (FOI) menggelar acara syukuran atas pelaksanaan program ASA untuk Selambai yang sekaligus merupakan evaluasi program yang telah berlangsung selama tiga bulan.   Program ASA untuk Selambai merupakan program intervensi pangan untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui dengan sasaran balita dan ibu-ibu masyarakat Selambai. Pelaksanaan program berupa pemberian makanan tambahan (PMT) untuk sasaran dan dilaksanakan sebanyak tiga  kali dalam seminggu pada Kamis, Sabtu, dan Minggu.   Kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan. Setiap bulannya kemudian diadakan penimbangan rutin untuk memantau perkembangan berat badan balita sasaran program. Lalu, pada bulan ketiga, diadakanlah monitoring status gizi untuk melihat perubahan-perubahan (migrasi) status gizi dari balita yang sempat mengalami gizi kurang.   Pada tanggal 29 Agustus 2018, bertepatan dengan pelaksanaan tiga bulan program ASA untuk Selambai, hadir BOD dan BOC dari PT KNI meninjau pelaksanaan program CSR PT KNI yang bekerja sama dengan FOI. Acara dimulai pada pukul 14.30 WITA, di GOR Selambai. Dihadiri oleh Camat Kecamatan Lok Tuan, jajaran BOD-BOC PT. KNI, FOI, Relawan Selambai, dan tentunya balita dan orangtua sasaran program.   Diawali dengan penjelasan singkat mengenai program ASA untuk Selambai, berikut laporan pelaksanaan program berjalan selama tiga bulan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian PMT oleh Relawan kepada balita sasaran. Mei Suryawan, Presiden Direktur PT KNI yang hadir pada acara tersebut turut pada kegiatan PMT kali ini.   Para relawan dan masyarakat penerima manfaat juga sempat berbagi cerita dan berdiskusi mengenai program yang telah dilaksanakan. Kegiatan diakhiri dengan pengumuman balita pemenang berkat progress kenaikan berat badan dan status gizinya yang paling baik selama mengikuti kegiatan PMT. Oranguta balita pemenang, atas nama Dzaky Almair, mendapat hadiah berupa satu set alat masak untuk ibunya, dan genset 1000 watt untuk ayahnya.   Diiringi deru angin sejuk, FOI dan PT KNI mendapat suguhan menikmati makanan khas Selambai, ikan Bawis dan sambal gami yang gurih dan nikmat. Terimakasih Selambai.

Read More »