Aksi Kami

Ringankan Beban Pandeglang

Hari ini tim kemanusiaan FOI berangkat menuju daerah bencana tsunami Selat Sunda. Dengan 2 truk mobil pangan umat bantuan Rasil Radio dan Masjid At-Taqwa, FOI membawa sejumlah donasi untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena bencana di sana.   Tim FOI telah menerima donasi dari berbagai pihak pedonor. Donasi terkumpul berupa makanan, pakaian, pampers, kelambu, pelengkapan solat, mainan anak, dan Al-Quran. Disertakan pula donasi makanan dari Super Indo untuk saudara-saudara kita di sana. Wilayah tujuan FOI kali ini adalah bagian ujung Pulau Jawa tepatnya di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang. Area ini terkena tsunami dan air pasang setinggi 4 meter, menyebabkan kerusakan parah dan penduduk harus mengungsi.   Semoga wilayah Pandeglang dan sekitarnya lekas pulih seperti sedia kala. Terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan bantuan untuk saudara kita di sana.   Bantuan sahabat semua semoga bisa meringankan beban mereka. Dan semoga kebaikan senantiasa mengiringi kita semua.   Sampai saat ini FOI masih menerima sumbangan dari sahabat-sahabat, untuk diberikan pada gelombang berikutnya. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi Hotline FOI 081293663649. Donasi dapat juga diantarkan langsung ke Kantor Pusat FOI.   Alamat FOI : Jl. Abdul Majid Dalam III No. 2B, Komplek Deplu Cipete, Jakarta Selatan Salam Pangan untuk Harapan

Read More »

Bergerak Bersama Memutus Rantai Stunting, KPPPA dan FOI Adakan Edukasi Kesehatan Reproduksi untuk Remaja

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI bekerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) dibawah yayasan lumbung pangan, hari ini mengadakan sosialisasi edukasi kesehatan reproduksi untuk remaja, di Kantor Desa Bulagor, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang.   Edukasi ini merupakan bagian dari Program Kampung Anak Sejahtera (KAS) yang dijalankan sebagai model kerjasama lintas sektor seperti pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat untuk memerangi stunting dan gizi kurang pada anak melalui pendampingan masyarakat yang telah di laksanakan sejak bulan juli di empat desa dan empat kabupaten yaitu, Desa Bulagor, Kabupaten Pandeglang; Desa Cibatok Dua, Kabupaten Bogor; Desa Selomirah, Kabupaten Magelang dan Desa Tambak Kalisogo, Kabupaten Kalisogo.   Tujuannya adalah untuk megurangi angka stunting melalui peningkatan peran keluarga dalam memenuhi hak kesejateraan anak. Lewat peningkatan peran keluarga dalam memenuhi kesejahteraan anak ini, dilakukan kegiatan pendampingan menambah pengetahuan serta keterampilan di bidang pangan dan gizi.   Hendra Jamal, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI mengatakan model kerja sama ini penting untuk dikembangkan, “Model kerjasama ini menjadi perhatian yang cukup penting sebagai model yang perlu dikembangkan. Kemajuan pola hidup yang baik pada masyarakat ini akan dilaporkan kepada Kantor Staff Presiden untuk membantu gerakan kita bersama menuntaskan stunting,” jelasnya.   Sejalan dengan hal tersebut, Hendro Utomo, Pendiri Foodbank of Indonesia mengatakan bahwa perlu usaha maksimal untuk melaksanakan KAS ini dari berbagai sektor. “FOI bersama KPPPA, akademisi, pemerintah Kab. Pandeglang, dan para relawan serta masyarakat dapat bekerjasama dalam program KAS agar mendapat hasil yang maksimal,” ungkapnya. FOI memandang bahwa permasalahan stunting dan kurang gizi adalah persoalan terhambatnya akses pangan yang baik bagi anak-anak. Akses pangan tersebut ditentukan oleh orang-orang dewasa yang berada di sekitar anak yaitu keluarga inti dan lingkungan anak-anak berada. Kepala Desa Bulagor, Pandeglang, Enting Jaenudin menyambut baik kehadiran program KAS di Desa Bulagor. Ia melihat misi dari Program KAS ini sejalan dengan misinya, yaitu membuat masyarakat lebih terampil dalam bidang pangan dan gizi dengan memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki oleh Desa Bulagor. “Saya ingin mengembalikan kearifan lokal, khususnya yang dimiliki oleh Desa Bulagor. Masyarakat Bulagor berperan aktif dan menjadi produktif dengan mengelola lahan yang dimilikinya. Sehingga masyarakat bisa memproduksi makanan sendiri dari kebunnya, hal ini dapat menghindari kebiasaan konsumtif pada masyarakat,” jelasnya.   Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Kemendes-PDTT (2017) menyebutkan ada empat faktor yang dapat menyebabkan stunting pada anak, yaitu praktik pengasuhan yang tidak baik; terbatasnya layanan kesehatan, termasuk layanan ANC (ante natal care), post natal, dan pembelajaran dini yang berkualitas; kurangnya akses pada makanan bergizi; dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.   Menyikapi hal tersebut, dengan menggandeng berbagai pihak, program KAS melakukan serangkaian upaya untuk mencegah stunting. Di antaranya dengan melakukan edukasi dan pelatihan yang ditujukan kepada masyarakat, khususnya ibu dan remaja. Edukasi dan pelatihan yang diberikan mengenai pelatihan pola asuh, peran keluarga, pengolahan makanan berbasis pangan lokal.   Selain pelatihan dan edukasi untuk orangtua dan remaja, KAS juga melaksanakan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk balita berbasis pangan lokal. Saat ini tercatat dari empat desa yang menjadi bagian program KAS, sebanyak 134 anak yang mendapatkan PMT secara rutin.   Edukasi dan pelatihan tidak hanya ditujukan kepada orangtua khususnya ibu, akan tetapi remaja perlu mendapatkan edukasi dan pelatihan mengenai seluk beluk stunting.   Edukasi ini sangat penting bagi remaja, untuk mencegah terjadinya pernikahan dini dan melahirkan sebelum tepat usia. Hal tersebut mejadi salah satu faktor terjadinya stunting pada anak. Edukasi kesehatan reproduksi ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih mengoptimalkan pencegahan stunting yang terjadi di masyarakat.   Hanny Sasmita, Akademisi Universitas Mathla’ul Anwar Pandeglang yang berkesempatan menjadi pembicara dalam edukasi kesehatan reproduksi remaja ini menjelaskan pentingnya memberikan wawasan dan edukasi kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting. “Remaja adalah generasi penerus bangsa. Mereka adalah calon ibu dan ayah. Untuk itu, perlu memahami benar seluk beluk stunting sebagai salah satu upaya pencegahan,” jelasnya.   Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia. Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya angka anak balita pendek/stunting (Kemendes-PDTT, 2017). WHO (2018) mengeluarkan data prevalensi stunting di Asia bagian selatan—termasuk Indonesia di dalamnya—berada pada angka 30 – 39.9% atau tepatnya sebesar 34.1%. Sementara itu di dunia, Indonesia termasuk negara dengan angka prevalensi stunting kelima terbesar (TNP2K, 2017). Tercatat oleh Kemenkes (2018) sebanyak 3.8% balita Indonesia dalam keadaan gizi buruk dan 14% dalam keadaan gizi kurang. Data hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kemenkes (2018) mencatat bahwa sebanyak 29.6% balita Indonesia menderita stunting.

Read More »

Lewat Crowdfunding, FOI Bangun Dapur Pangan Ummat untuk Melayani Anak dan Ibu Hamil

Jakarta, 8 Oktober 2018,- Foodbank of Indonesia (FOI) sejak 3 Juli hingga 1 Oktober 2018 telah melakukan Birthday Crowdfunding, berkolaborasi dengan Winniarlita, seorang aktivis pecinta lingkungan. Penggalangan donasi melalui platform Kitabisa.com ini,  telah berhasil mengumpulkan donasi sejumlah Rp 121.375.183,- yang nantinya akan digunakan untuk pengadaan peralatan masak dan pembangunan Dapur Pangan Ummat  di Jakarta, Bekasi, Pandeglang, Jogja dan Surabaya yang  akan melayani anak-anak dan ibu hamil di tengah masyarakat untuk mencegah stunting dan kekurangan gizi. Dengan adanya dapur pangan ini diharapkan dapat membuka akses pangan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat. Winni mengungkapkan bahwa ia ingin merayakan ulang tahun dengan cara yang berbeda dari biasanya, yaitu berbagi kebahagiaan dengan membantu orang-orang yang kelaparan dan anak-anak yang mengalami kekurangan gizi. “Tahun ini, saya ingin merayakan ulang tahun dengan cara yang berbeda. Yaitu dengan menolong anak-anak dan membuat perubahan. Saya mendengar tentang kegiatan FOI, yang telah membantu banyak orang. Makanya, saya merasa terpanggil untuk melakukan aksi bersama FOI. Karena kebahagiaan yang paling dalam adalah saat kita bisa membuat orang lain bahagia juga,” ungkapnya. Foodbank of Indonesia (FOI)  merupakan lembaga sosial nirlaba yang fokus dalam membantu dan mendampingi masyarakat yang kelaparan dan kurang gizi. Lembaga yang berdiri sejak tahun 2015 ini, juga menjadi jembatan untuk masyarakat yang membutuhkan dan masyarakat yang berkelebihan dengan misi menciptakan akses pangan yang lebih adil bagi masyarakat dan fakir miskin serta memerangi kurang gizi pada anak-anak. Melaui program-programnya yaitu, Pos Pangan, Mentari Bangsaku, Sayap Dari Ibu (SADARI ), Berqurban hingga Pelosok dan Indonesia Ceria (Cerita Baik Kita), FOI telah membantu membuka akses pangan kepada 11.063 anak-anak, 167 lansia dan 111 dhuafa. Akses pangan merupakan hak dasar bagi setiap warga negara sebagaimana yang tertera dalam Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945. Akan tetapi, masih banyak warga Indonesia yang mengalami kelaparan. Menurut Global Hunger Index (GHI) 2017, sebanyak 19 juta penduduk Indonesia mengalami kelaparan dan sekitar 40% kelaparan terjadi di sekolah. Permasalahan yang memasuki skala cukup serius ini menunjukkan bahwa keadilan pangan belum menyentuh seluruh warga Indonesia. Begitupun juga dengan angka stunting. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,5 persen. Stunting di Indonesia pun tergolong kronis. Dalam operasionalnya, FOI bekerjasama dengan berbagai perusahan dan instansi pemerintah untuk membuka akses pangan bagi masyarakat. Melihat kondisi ini, FOI tergerak untuk membangun Dapur Pangan Ummat, yang bertujuan untuk mempermudah akses pangan masyarakat dalam membantu mengatasi kasus kelaparan yang terjadi di masyarakat. Hendro Utomo, Founder FOI, mengatakan bahwa persoalan pangan dan kelaparan di Indonesia menjadi masalah besar bangsa ini, sehingga perlu kerja semua warga. “Kita perlu bahu membahu untuk mengatasi permasalahan ini, dengan menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Melalui Dapur Pangan ini, semoga bisa membuka akses pangan dan keadilan pangan dapat menyentuh seluruh masyarakat di Indonesia,” jelasnya.   Facebook :https://www.facebook.com/foodbankindonesia/ Twitter : https://twitter.com/FoodbankID Instagram :https://www.instagram.com/foodbankid/ Email : foodbankid@gmail.com

Read More »

Meringankan Beban Pandeglang

Alhamdulillah pada hari Jumat (28/12) sampai hari Senin (31/12), Tim RED (Response on Emergency and Disaster) FOI telah membagikan barang donasi kepada korban tsunami di Desa Teluk, Desa Taman Jaya 2, Desa Kertamukti, dan Desa Ujung Jaya, Kabupaten Pandeglang, Banten.   Tim RED FOI dibantu oleh relawan setempat (Bu Ayu, Bu Heni, Bu Holis dan relawan berhati mulia lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu) menyalurkan donasi berupa makanan, pakaian, dan kebutuhan logistik lainnya.   Banyak bangunan yang rusak parah akibat tsunami. Termasuk bangunan sekolah, tepatnya yang berada di Desa Kertamukti. Kondisinya rusak parah dan bertumpuk lumpur karena lokasinya yang sangat dekat dengan bibir pantai Namun, kondisi masyarakat saat ini sudah semakin membaik. Pengungsi yang biasanya berada di posko setiap malam, kini sudah ada yang kembali ke rumah masing-masing. Meski begitu, para korban masih mengalami trauma akibat musibah yang dialami ini.   Tim RED FOI bersama komunitas remaja 1000 guru Bogor pun melakukan trauma healing, kepada anak-anak yang terkena dampak tsunami di Kampung Tanjung Lame, Desa Ujung Jaya.   Semoga para korban diberi ketabahan dalam menghadapi musibah ini dan pulih kembali dari trauma yang dialami. Saat ini korban masih sangat membutuhkan bantuan berupa makanan, pakaian, alat masak dan perlengkapan sekolah.   Bagi teman-teman yang ingin membantu untuk meringankan beban korban dapat menghubungi : Hotline FOI : 0812-9366-3649 Alamat FOI : Jl. Abdul Majid Dalam III No. 2/B Cipete, Jakarta Selatan Rekening : a/n Yayasan Lumbung Pangan Indonesia BCA :2193004156 Mandiri : 126-00-0699644-0 (Mohon konfirmasi bila telah mentransfer)   Salam Pangan untuk Harapan

Read More »