Berita

Selamat Ulang Tahun, Pahlawan Pangan!

Selama 28 tahun berdiri, JNE telah banyak memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat Indonesia. Menghubungkan kebahagiaan, begitulah visi yang menjadi tagline-nya #connectinghappiness. Tim FOI dan JNE membagikan donasi di Lombok pasca gempa bulan Agustus lalu   Kerja sama yang telah dilakukan bersama Foodbank of Indonesia (FOI) telah menghubungkan kebahagiaan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan di luar sana dengan membuka akses pangan yang layak untuk mereka. Lebih dari 1000 masyarakat yang terdiri dari anak-anak, lansia dan dhuafa memiliki harapan dan dapat tersenyum dengan bantuan donasi makanan yang mereka terima. Penandatanganan MOU Kerja Sama antara FOI dengan JNE pada Kamis, 8 Maret 2018 di SDN Gandaria Utara 11   Sekitar 10.000 koli makanan dari Super Indo dan roti dari Breadlife telah dihantarkan kepada mereka yang membutuhkan di wilayah Jabodetabek hingga luar daerah. Tim FOI dan JNE menurunkan barang donasi dari mobil JNE di Markas FOI. Barang donasi tersebut berasal dari Super Indo Terima kasih JNE, Semoga di usiamu kini, semakin banyak senyum yang merekah, dengan terhubungnya kebahagaiaan yang kau jalin khususnya dalam rantai akses pangan bersama FOI. Selamat ulang tahun, Palawan Pangan! Salam pangan untuk harapan.  

Read More »

Keseruan Filantropi Festival 2018

Pada Kamis-Sabtu lalu, tepatnya 15-17 November 2018 FOI turut memeriahkan acara Indonesian Philantrophy Festival atau yang dikenal dengan FIFest 2018 di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta.   FIFest merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh Filantropi Indonesia setiap dua tahun sekali. Festival ini tidak hanya menyajikan pameran, ada juga philantrophy forum, philantrophy skill and share, philantrophy market place dan berbagai macam kegiatan lainnya. FIFest 2018 menampilkan inovasi dalam berbagai aktivitas filantropi di Indonesia dan Asia, serta strategi efektif dalam membangun kapasitas lembaga-lembaga filantropi di Indonesia untuk pencapaian TPB/SDGs.   Pembukaan acara dilaksanakan pada Kamis (15/11) di Merak Room. Hadir sekaligus meresmikan kegiatan dua tahun ini yaitu Bapak Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Erna Witoelar, Co-Chair Filantropi Indonesia pada saat memberikan sambutan Opening FIFESt 2018 di Merak Room, JCC Erna Witoelar, selaku Co-Chair Filantropi Indonesia mengatakan bahwa kegiatan ini akan memberikan informasi dan inspirasi bagi pengunjung. “Event ii tidak hanya menampilkan pameran, tapi juga forum. Penuh dengan informasi dan inspirasi tenatng filantropi. Mendengar berbagai cerita di sini, tidak mungkin tidak terinspirasi,” ungkapnya. Seremoni Opening Festival Filantropi Indonesia 2018 Dalam pameran ini, FOI tidak hanya menampilkan program-programnya saja. FOI membuka donasi makanan bagi pengunjung yang ingin berdonasi. Kotak Donasi FOI Donasi juga bisa dilakukan dengan cara membeli merchandise FOI, seperti pin, mug, kaos dan echo bag. Juga Beras Apel yang berasal dari sawah kaki gunung Halimun, Desa Kiarasari Bogor. Merchandise FOI : Mug, Pin, T-Shirt dan Beras Apel Seperti yang dilakukan oleh adik-adik SMP Lazuardi pada saat mengunjungi booth FOI. Mereka bertanya-tanya tentang apa itu FOI dan kegiatan apa saja yang dilakuakn FOI. Tentu saja, dengan semangat Annisa, staff FOI, menjelaskan tentang FOI berikut kegiatan yang dilakukan oleh FOI. Mereka juga mendonasikan snack dan uang untuk FOI. Terima kasih adik-adik SMP Lazuardi.   Selama tiga hari, FOI ambil bagian dari keseruan acara yang diselenggarakan oleh Filantropi Indonesia. Ilmu baru, , kawan baru dan relasi baru FOI dapatkan di sini. Lewat acara ini juga, banyak yang main paham perlunya mewujudkan keadilan pangan, sekaligus membukan akses pangan seluas-luasnya.   Terima kasih kepada relawan yang telah banyak membantu FOI dalam acara pameran ini. Juga kepada pengunjung yang telah meramaikan dan berdonasi melalui booth FOI. Semoga mendapatkan rejeki yang berlimpah dan senantiasa diiringi dengan kebaikan. Amin.   Salam pangan untuk harapan.

Read More »

Grebeg Donasi Bersama Relawan Muda FOI

Grebek Donasi merupakan salah satu kegiatan FOI dalam melakukan pemilahan barang-barang donasi dari donatur. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu di Markas FOI. Proses pemilihan barang donasi berupa makanan dan minuman   Siapapun bisa mengikuti Grebeg Donasi ini, baik individu, kelompok, komunitas, sekolah dsb. Donasi yang telah melalui proses pemilahan, akan didistribusikan kepada nasabah FOI, yaitu: lansia, balita dan kaum dhuafa.   Pada, Sabtu 5-9-2018, adik-adik dari Mentari Interculitural School Bintaro, ikut membantu FOI dalam melakukan penyortiran donasi. Kami menyebut mereka sebagai relawan muda. Sebelum pemilahan donasi dimulai, Annisa, staff Operasional FOI memperkenalkan kepada mereka tentang FOI. Kemudian Annisa menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat penyortiran bahan makan dan minuman. Para relawan muda ini, antara lain harus mencermati tanggal kedaluwarsa yang tertera pada produk. Mereka juga diperkenalkan cara memilah barang-barang seperti minuman, agar siap dibagikan kepada nasabah FOI.   Annisa sedang memperkenalkan FOI dan menjelaskan tata cara penortiran barang donasi   Selain, adik-adik dari Mentari Intercultural School Bintaro, ada juga adik-adik dari  SMA Cikal Amri. Mereka juga punya semangat yang sangat tinggi untuk melakukan penyortiran donasi. Keceriaan relawan muda dari SMA Cikal Amri pada saat melakukan penyortiran donasi Terima kasih kepada relawan muda FOI, adik-adik Mentari Intercultural School dan Cikal Amri yang telah meluangkan waktunya untuk membantu melakukan penyortiran donasi. Semoga bisa menginspirasi teman-teman yang lain untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan   Mari bergerak bersama FOI untuk menghapus kesenjangan pangan di Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia Merdeka 100%. Salam pangan untuk harapan.   Tertarik  bergerak bersama FOI untuk ikut Grebeg Donasi? Yuk, daftarkan saja langsung dengan menghubungi Hotline FOI : 0813-9366-3649   Instagram :https://www.instagram.com/foodbankid/ Twitter : https://twitter.com/FoodbankID Facebook : https://www.facebook.com/foodbankindonesia/

Read More »

Cegah Stunting, KPPPA Gandeng FOI Wujudkan Kampung Anak Sejahtera

Bogor 1 Oktober 2018,– Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI bekerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI), hari ini meluncurkan program Kampung Anak Sejahtera (KAS) di Desa Cibatok 2, Kabupaten Bogor. KAS merupakan sebuah model program pendampingan masyarakat untuk memerangi stunting dan kurang gizi pada balita dengan melakukan penguatan peran keluarga. Keluarga yang telah teredukasi, menjamin terpenuhinya akses pangan yang baik untuk anak.   Berdasarkan data Pemantau Status Gizi (PSG) Kemenkes 2018, prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 29,6 persen. WHO menyebutkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia tergolong kronis, karena prevalensi stunting lebih dari 20%. Di dunia, Indonesia termasuk sebagai negara dengan angka prevalensi stunting kelima terbesar (TNP2K, 2017). Selain itu, Kemenkes (2018) mencatat 3.8% balita Indonesia berada dalam kondisi keadaan gizi buruk dan 14% dalam keadaan gizi kurang.   Stunting merupakan kondisi gizi buruk yang ditandai dengan tubuh kecil atau pendek. Dalam jangka pendek stunting bisa menimbulkan efek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme tubuh. Sementara dampak jangka panjang, anak-anak stunting bisa mengalami menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, dan risiko tinggi mengidap diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, serta disabilitas di usia tua. Kedua dampak tersebut tentunya akan menurunkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia, produktivitas, dan daya saing bangsa (Kemendes-PDTT, 2017). Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Kemendes-PDTT (2017) menyebutkan ada empat faktor yang dapat menyebabkan stunting pada anak, yaitu praktek pengasuhan yang tidak baik; terbatasnya layanan kesehatan, termasuk layanan anc (ante natal care), post natal, dan pembelajaran dini yang berkualitas; kurangnya akses pada makanan bergizi; dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi Menyikapi hal tersebut, diperlukan beragam upaya untuk mencegah terjadinya stunting. Terlebih, seperti diamanatkan dalam UUD pasal 27 ayat 2, setiap warga negara berhak mendapatkan akses pangan yang layak. Terbukanya akses pangan secara luas, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, akan mendorong bangsa ini pada tahap merdeka 100%.   Isu stunting pada dasarnya juga sangat berkaitan dengan hak anak, yaitu hak untuk mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan. Negara menjamin hak-hak anak agar terpenuhi dalam proses tumbuh kembangnya. Di sisi lain, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika seluruh keluarga memahami pentingnya peran keluarga dalam pemenuhan hak anak. Untuk mendorong kesadaran keluarga Indonesia akan hak anak ini, Kementerian PPPA bersama Foodbank of Indonesia (FOI) bekerjasama dalam upaya pemenuhan hak anak dan pencegahan stunting melalui program Kampung Anak Sejahtera (KAS).   Ruang lingkup program ini mencakup anak, keluarga, hingga level kampung (RT/RW). Tujuan program ini adalah untuk membentuk sebuah kampung yang dapat memenuhi kebutuhan pangan anak. Program ini juga mengupayakan beragam edukasi pada sebanyak mungkin keluarga demi tercapainya kesejahteraan bagi anak. Di antaranya adalah dengan edukasi mengenai pola asuh anak untuk orangtua, pemberian asupan gizi yang baik untuk ibu hamil dan menyusui, pemberian ASI eksklusif, dan pemberian menu makan gizi seimbang.   Edukasi untuk memperkuat peran keluarga ini diharapkan akan membuka wawasan seputar pentingnya makanan sehat bagi anak. Sekaligus mengubah pola pikir masyarakat bahwa pemenuhan akses pangan bisa dilakukan dengan begitu banyak cara yang praktis dan bisa dilakukan sendiri di rumah serta lingkungan sekitar. Ini semua bertujuan pada terwujudnya Desa Layak Anak, yang kemudian menjadi Indonesia Layak Anak (IDOLA). Program ini juga bekerjasama dengan para akademisi bidang gizi, kesehatan, teknologi pangan, ilmu budaya, dan ilmu sosial dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia.   Menanggapi hal tersebut, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI, Drs. Hendra Jamal, M.Si mengatakan bahwa pemenuhan hak anak adalah hal yang penting dan menjadi proritas. “Semua anak adalah anak kita. Anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, jika mendapatkan asupan gizi yang baik. Itu merupakan salah satu hak anak yang harus dipenuhi,” jelasnya.   Sementara Dr.Ir. Sri Anna Marliyanti, M.Si staf pengajar dari Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor menyampaikan pentingnya pemenuhan gizi anak pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). “Pemberian asupan gizi untuk anak-anak di periode emas ini sangatlah penting. Orangtua perlu menyadari hal ini agar anak-anak dapat tumbuh kembang secara optimal.”   Program KAS kali ini diresmikan di Desa Cibatok Dua, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, dengan dihadiri oleh Camat Cibungbulang, Bapeda Litbag Bogor, dan dinas terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan Bogor, Dinas Perikanan dan Peternakan Bogor, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak, dan UPT PPA wilayah V. Pada kesempatan ini sekaligus dilakukan Pelatihan Gizi dan Kesehatan bagi keluarga di Desa Cibatok. Sedangkan kegiatan pengayaan lain seperti Pelatihan Penguatan Peran Keluarga dan Pelatihan Pengelolaan PMT berbasis pangan lokal juga dijadwalkan akan dilakukan di daerah program KAS berlangsung.   Program KAS akan dilakukan di empat Kabupaten, di antaranya Kabupaten Bogor, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Sidoarjo. Keempat Kabupaten ini terpilih sebagai perwakilan model dalam mewakili empat propinsi yang ada di Pulau Jawa. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk membantu menangani kasus gizi dan pemenuhan hak anak Indonesia. Terutama dalam aspek kesehatan sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa yang produktif.   Hendro Utomo, pendiri Foodbank of Indonesia mengungkapkan bahwa perlu usaha maksimal dalam melaksanakan program KAS. “Di bulan April lalu, FOI telah melakukan penandatangan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Program KAS Magelang juga telah dibuka pada Agustus lalu. Ke depan, FOI bersama KPPPA, pemerintah Kab. Bogor, Kab. Magelang, dan para relawan dapat bekerjasama dalam program KAS agar mendapat hasil yang maksimal,” ungkapnya.     Facebook : https://www.facebook.com/foodbankindonesia/ Twitter : https://twitter.com/FoodbankID Instagram : https://www.instagram.com/foodbankid/

Read More »

Catatan Harian, Asa untuk Selambai

Rabu, 29 Agustus 2018, GOR Selambai   Hari ini PT Kaltim Nitrat Indonesia (KNI)  dengan Foodbank of Indonesia (FOI) menggelar acara syukuran atas pelaksanaan program ASA untuk Selambai yang sekaligus merupakan evaluasi program yang telah berlangsung selama tiga bulan.   Program ASA untuk Selambai merupakan program intervensi pangan untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui dengan sasaran balita dan ibu-ibu masyarakat Selambai. Pelaksanaan program berupa pemberian makanan tambahan (PMT) untuk sasaran dan dilaksanakan sebanyak tiga  kali dalam seminggu pada Kamis, Sabtu, dan Minggu.   Kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan. Setiap bulannya kemudian diadakan penimbangan rutin untuk memantau perkembangan berat badan balita sasaran program. Lalu, pada bulan ketiga, diadakanlah monitoring status gizi untuk melihat perubahan-perubahan (migrasi) status gizi dari balita yang sempat mengalami gizi kurang.   Pada tanggal 29 Agustus 2018, bertepatan dengan pelaksanaan tiga bulan program ASA untuk Selambai, hadir BOD dan BOC dari PT KNI meninjau pelaksanaan program CSR PT KNI yang bekerja sama dengan FOI. Acara dimulai pada pukul 14.30 WITA, di GOR Selambai. Dihadiri oleh Camat Kecamatan Lok Tuan, jajaran BOD-BOC PT. KNI, FOI, Relawan Selambai, dan tentunya balita dan orangtua sasaran program.   Diawali dengan penjelasan singkat mengenai program ASA untuk Selambai, berikut laporan pelaksanaan program berjalan selama tiga bulan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian PMT oleh Relawan kepada balita sasaran. Mei Suryawan, Presiden Direktur PT KNI yang hadir pada acara tersebut turut pada kegiatan PMT kali ini.   Para relawan dan masyarakat penerima manfaat juga sempat berbagi cerita dan berdiskusi mengenai program yang telah dilaksanakan. Kegiatan diakhiri dengan pengumuman balita pemenang berkat progress kenaikan berat badan dan status gizinya yang paling baik selama mengikuti kegiatan PMT. Oranguta balita pemenang, atas nama Dzaky Almair, mendapat hadiah berupa satu set alat masak untuk ibunya, dan genset 1000 watt untuk ayahnya.   Diiringi deru angin sejuk, FOI dan PT KNI mendapat suguhan menikmati makanan khas Selambai, ikan Bawis dan sambal gami yang gurih dan nikmat. Terimakasih Selambai.

Read More »

FOI Gandeng Esri Indonesia Buka Akses Pangan dengan Teknologi ArcGIS

Jakarta, 24 Agutus 2018,- FOI (Foodbank of Indonesia), lembaga masyarakat yang bergerak membantu masyarakat dalam memperluas akses pangan, dan Esri Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi Geographic Information System (GIS) hari ini melakukan Penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) di Kantor Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kerjasama ini bertujuan membantu membangun kedaulatan pangan di Indonesia melalui redistribusi akses pangan yang lebih adil, melestarikan sumber daya pangan, dan keamanan pangan bagi segenap masyarakat. Masyarakat Indonesia banyak yang belum mendapatkan akses pangan yang layak. Menurut data GHI (Global Hunger Index) 2017, permasalahan kelaparan di Indonesia memasuki skala yang cukup serius. Sebanyak 19 juta penduduk di Indonesia mengalami kelaparan. Hal ini menunjukkan bahwa keadilan pangan belum sepenuhnya menyentuh seluruh warga Indonesia. Hendro Utomo, Founder FOI, mengatakan bahwa mengatasi permasalahan keadilan pangan perlu keterlibatan dari semua elemen masyarakat. “Kita perlu bahu-membahu menangani permasalahan ini. FOI sebagai lembaga masyarakat giat menggandeng pihak pemerintah dan dunia usaha untuk menjalankan program-program mengatasi permasalahan keadilan pangan,” ungkapnya. Foodbank of Indonesia (FOI) yang didirikan pada tahun 2015, berinisiatif untuk membantu persoalan gizi pada anak dan melakukan edukasi kepada keluarga. Salah satunya melalui program Sayap Dari Ibu (SADARI). SADARI adalah program intervensi gizi harian untuk anak terutama usia 2-5 tahun dan edukasi kepada orang tua mengenai gizi dan pola asuh. Salah satu perusahaan yang terpanggil untuk membangun masa depan pangan Indonesia yang lebih baik adalah Esri Indonesia, perusahaan yang merupakan pemimpin dalam teknologi Geographic Information System (GIS). Kerja sama yang dilakukan antara FOI dengan Esri Indonesia adalah dalam bentuk peluncuran aplikasi. Teknologi ArcGIS platform yang dimiliki oleh Esri Indonesia merupakan sebuah teknologi terintegrasi yang dapat membantu FOI dalam menyediakan wadah pengumpulan data dan menyampaikan informasi. Teknologi ArcGIS merupakan sebuah aplikasi yang terintegrasi untuk membantu FOI dalam menyediakan wadah pengumpulan data dan menyampaikan informasi. CEO Esri Indonesia, Achmad Istamar, mengungkapkan bahwa kerjasama ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kepedulian masyarakat dan merintis terbukanya akses pangan di Indonesia melalui aplikasi ArcGIS. “Melihat permasalahan keadilan pangan, stunting, gizi kurang dan sebagainya, Esri Indonesia terdorong untuk berkontribusi membantu mengatasi permasalahan tersebut melalui teknologi geospasial sesuai dengan bidang keahlian kami,” katanya. Melalui aplikasi ini, FOI dapat melakukan survey terkait social mapping dan mendata calon relawan yang ingin mendaftar di seluruh Indonesia. Selain itu, aplikasi ini juga dapat memantau salah satu program FOI yaitu SADARI (Sayap Dari Ibu) program yang bertujuan untuk membantu mengurangi balita kurang gizi. Melalui ArcGIS, FOI bisa mengetahui keberadaan dan jumlah balita dengan status gizi buruk dan jumlah balita yang sudah berkecukupan gizi. Esri Indonesia dengan keahlian dalam bidang teknologi geospasial tersebut mengukuhkan kontribusi postifnya dengan pemanfaatan teknologi ArcGIS platform. Pada kesempatan Fokus Group Discussion untuk Program Kampung Anak Sejahtera (KAS) pada 21 Agustus 2018 lalu yang diikuti para akademisi dari berbagai Universitas antara lain Universitas Sultan Ageng Tritayasa, Universitas Mathala’ul Anwar, Universitas Indonesia, UIN Syarifhidayatullah, Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dan Universitas Gajah Mada, para akademisi turut mendukung penggunaan teknologi ArcGIS ini. Teknologi geospasial yang digunakan pada aplikasi ini diharapkan mampu memotret situasi dan memberikan data alternatif yang nantinya akan sangat berperan memerangi kasus-kasus kurang gizi pada anak-anak dan membuka akses pangan bagi masyarakat terutama kaum lansia dan fakir miskin. Forum akademisi tersebut menegaskan pentingnya kehadiran teknologi terkini untuk membantu pegiat maupun lembaga yang bergelut di bidang keadilan pangan dalam mengetahui titik-titik tempat terjadi kurang gizi, sumber-sumber ekonomi lokal, sebaran relawan di berbagai daerah, dan proses-proses identifikasi serta aktivitas lainnya. Kerjasama yang dilakukan FOI dengan Esri Indonesia ini pun menjadi sangat relevan karena keakuratan data sangat diperhatikan. Data yang langsung diinput oleh para relawan FOI dan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan akan menjadi kekuatan tersendiri bagi gerakan FOI. Bahkan, tanpa ragu, data dan informasi ini akan terus didedikasikan bagi kalangan akademisi dan semua pihak yg memerlukannya. Kerjasama ini merupakan bentuk keberpihakan FOI dan ESRI pada kepentingan kemanusiaan dan mewujudkan keadilan pangan untuk Indonesia Merdeka 100%. Penandatanganan MOU ini dihadiri pula oleh Lurah Cipulir, Kebayoran Lama, Adi Krisno Prayogo, yang sejak awal telah menjadi mitra FOI di Kelurahan Cipulir. Pada kesempatan ini dilakukan juga pembagian makanan tambahan (PMT) dan Operasi Timbang yang merupakan bagian dari program FOI, yaitu Sayap Dari Ibu (SADARI) dalam mengatasi persoalan gizi pada anak-anak. Sekaligus dilangsungkan pula penyematan seragam relawan FOI kepada para relawan yang diberikan oleh CEO Esri Indonesia.

Read More »

Dorong Keadilan Pangan Masyarakat, FOI Kampanyekan Indonesia Merdeka 100%

Jakarta, 16 Agustus 2018,-  Proklamator kemerdekaan RI, Ir. Soekarno dalam pidatonya pada saat Peletakan Batu Pertama IPB tahun 1952 mengungkapkan bahwa pangan adalah soal hidup matinya bangsa. Akses pada pangan adalah hak dasar setiap warga Negara yang merdeka. Di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-73 ini, masih banyak terjadi kelaparan.  Menurut Global Hunger Index (GHI) 2017 sebanyak 19 juta penduduk Indonesia mengalami kelaparan dan sekitar 40% terjadi kelaparan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya merdeka, karena keadilan pangan belum menyentuh seluruh warga Indonesia. Foodbank of Indonesia (FOI), lembaga masyarakat kemanusiaan yang misinya membuka akses pangan, hari ini melakukan pembacaan Deklarasi Menuju Indonesia Merdeka 100% yang diikuti oleh donatur, koordinatou relawan wilayah Jabodetabek di Kantor Pusat FOI, Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak semua elemen membuka akses pangan bagi fakir miskin, kaum lansia, mereka yang sakit dan anak-anak terlantar. Setiap warga negara berhak mendapatkan akses pangan yang layak sebagaimana yang tertera dalam Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945. Akan tetapi, masih ada masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses pangan dengan baik. Permasalahan kelaparan yang terjadi di Indonesia memasuki skala yang cukup serius. Dalam mengatasi permasalahan keadilamn pangan dan kelaparan di Indonesia perlu kerja sama semua warga. Hendro Utomo, pendiri FOI, mengungkapkan bahwa persoalan kelaparan di Indonesia menjadi masalah besar bangsa ini. “Kita menyadari bahwa kelaparan, kurang gizi dan keadilan pangan adalah permasalahan besar di negara ini. Untuk itu, kita perlu bahu membahu dalam menangani permasalahan ini, dengan menyalurkan bantuan berupa makanan berlebih dari bapak dan ibu atau perusahaan kepada mereka yang membutuhkan,” jelasnya. FOI yang telah berdiri sejak tiga tahun lalu, telah membantu lansia, kaum dhuafa dan fakir miskin untuk mendapatkan akses pangan yang baik melalui program Pos Pangan yang rutin dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis. Selain itu, FOI juga memberikan makanan tambahan untuk siswa PAUD dan SD yang dikemas dalam program Mentari Bangsaku yang bertujuan untuk membantu persoalan gizi pada anak. Hendro menyampaikan bahwa FOI tidak hanya mendistribusikan makanan untuk penerima manfaat yang didapatkan dari bantuan donatur-donatur. FOI berupaya untuk menumbuhkan masyarakat yang berdaya dan mandiri akan pangan. Melalui Kampanye Menuju Indonesia Merdeka 100%, untuk mencapai kemerdekaan sejati. “Kita belum 100% merdeka. Perjuangan belum selesai. Masih banyak anak-anak dan lansia kelaparan di sekitar kita. Kita harus bergerak untuk mencapai kemerdekaan 100%. Kemerdekaan yang sejati,” lanjut Hendro. FOI terus mendorong gerakan positif untuk membuka berbagai potensi akses pangan bagi orang-orang yang membutuhkan. Dengan mengajak seluruh warga untuk ikut gerakan Indonesia Merdeka 100%, yang dimulai dengan mencari orang di sekitar kita yang mungkin belum memiliki akses pada pangan. Gerakan merdeka 100% terdiri dari : Membantu kesejahteraan kehidupan petani, nelayan lokal dan UKM pangan agar tetap ada kegiatan produksi makanan untuk kita Memberi makan fakir miskin dan anak-anak yang telantar di sekitar kita. Mulai dari yang terdekat. Makan dengan bijaksana, ambil makanan secukupnya dan menghabiskan makanan yang sudah diambil. Meramaikan hastagh Merdeka 100% Meramaikan aksi “1000 untuk Merdeka”, dengan mengumpulka uanga 1000 rupiah dari sekeliling kita dan memberikan dalam wujud makanan bagi mereka yang membutuhkan. Selain pembacaan Deklarasi, dilakukan juga pembagian makanan tambahan untuk siswa-siswi SD yang merupakan bagian dari program FOI dalam mengatasi persoalan gizi pada anak-anak.   Baca juga : https://www.tamankata.web.id/2018/08/foi-menuju-indonesia-merdeka-100-persen.html http://www.hayaaliyazaki.com/2018/08/Foodbank-of-Indonesia-FOI-kampanye-merdeka-100-persen.html http://www.menolaklupa.web.id/2018/08/foi-kampanyekan-menuju-indonesia-merdeka-100-persen.html#more https://www.tutyqueen.com/2018/08/kampanye-menuju-indonesia-merdeka.html

Read More »

Wujudkan Dapur Pangan FOI

Hello teman-teman.  Perkenalkan, saya Winnie, beberapa teman memanggil saya dengan panggilan Owie. Pada 28 September nanti,  saya akan merayakan ulang tahun. Ritual ultah saya biasanya dirayakan dengan melakukan perjalanan pribadi atau mengajak teman-teman dan kerabat dalam kemeriahan pesta. Namun tahun ini, saya ingin merayakan ultah saya dengan cara berbeda, dengan menolong anak-anak dan membuat perubahan.   Saya mendengar tentang kegiatan Foodbank of Indonesia (FOI) yang banyak membantu orang-orang yang kelaparan dan anak-anak yang kurang gizi. Saya merasa terpanggil dan ingin mengajak teman-teman semua untuk berpartisipasi dalam program kolaborasi saya dan FOI yang akan menolong ribuan anak hidup lebih bahagia. Program ini adalah pembuatan 6 dapur #FoodbankofIndonesia  di wilayah Jakarta, Bekasi, Pandeglang , Jogja dan Surabaya. Dapur ini dibuat untuk melayani ibu hamil dan menyusui serta anak-anak balita keluarga miskin di tengah masyarakat kita untuk mencegah stunting dan kekurangan gizi pada anak di Indonesia.   1 dari 3 balita di Indonesia menderita stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Anak-anak stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Indonesia akan sulit bersaing dengan negara-negara lain di dunia bila kondisi ini tidak segera diatasi. (Sumber :https://katadata.co.id/infografik/2017/12/25/1-dari-3-balita-indonesia-derita-stunting)   Saya ingin moment spesial ini dapat dirasakan tidak hanya oleh saya, keluarga, dan kerabat saya, tetapi juga membantu mengatasi permasalahan kurang gizi pada anak-anak.  Bersama Foodbank of Indonesia, saya mengharapkan bantuan kepada teman-teman untuk merayakan ulang tahun saya dalam bentuk donasi untuk membentuk Dapur FOI.   Penggalangan dana ini  membutuhkan sebesar Rp. 200.000.000,-. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pengadaan perlengkapan alat masak dan peralatan penunjang Dapur FOI. Periode kampanye 3 Juli-30 September 2018.  Pastikan untuk mengkonfirmasi donasi melalui email saya atau FOI yang ada di link berikut : https://kitabisa.com/birthdaywinnie Bantuan dari teman-teman sangat membantu  untuk #cegahstunting dan  #berantaskuranggizi. Buat anak-anak menjadi bahagia, karena #setiapanakberhakbahagia   Kontak saya: E-mail: winniarlita@yahoo.com Kontak Foodbank of Indonesia: Jl. Abdul Majid Dalam III No. 2B, Komplek Deplu, Cipete – Jakarta Selatan 12410 Telp. (021) 7581 0309 Website: foodbankindonesia.org | Facebook: Foodbank of Indonesia Instagram: foodbankid | Twitter: @FoodbankID

Read More »

Food of Bank Indonesia, JNE Jalin Kerja Sama Peduli Gizi Anak

JAKARTA – Lembaga masyarakat yang fokus membantu dan mendampingi masyarakat yang kelaparan dan kurang gizi, Foodbank of Indonesia (FOI), dan perusahaan di bidang pengiriman barang dan logistik JNE menandatangani nota kesepahaman komitmen pendistribusian makanan untuk peningkatan gizi anak. Prosesi penandatanganan nota kesepahaman disaksikan Deputi Menteri Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny N Rosalin di SDN Gandaria Utara 11 Pagi, Jakarta Selatan, Kamis (8/3/2018). Deputi Menteri PPPA Lenny K Rosalin menyambut baik kerja sama ini. Kegiatan ini merupakan sebuah komitmen bersama 3 pilar negara yaitu pemerintah, lembaga masyarakat dan dunia usaha dalam upaya mendukung hak anak sebagaimana yang tercantum dalam UU Pasal 28 Ayat 2. “Kami berharap kerja sama ini dapat mendorong upaya pemerintah mengatasi persoalan gizi anak, baik di sekolah maupun dalam keluarga. Intervensi dan edukasi gizi sangat penting dan ibu di rumah maupun guru di sekolah memiliki peran penting dalam pemenuhan hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan,” kata Lenny. Selain penandatanganan nota kesepahaman, juga dilakukan pembagian makanan tambahan dan serah terima kendaraan operasional dari JNE kepada FOI yang akan didedikasikan untuk program Indonesia Ceria. Pendiri Foodbank of Indonesia (FOI) Hendro Utomo mengatakan, persoalan gizi masih menjadi agenda penting di Indonesia. Tidak hanya kasus gizi buruk atau kurang, tapi kasus kelaparan di sekolah pun terjadi. “Menurut data Riskesdak 2010 dari sekitar 66 juta anak di sekolah, sekitar 20% hingga 40%  anak berangkat ke sekolah dalam keadaan perut lapar. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya konsentrasi siswa pada saat belajar,” ucap Hendro. Selain itu, kata Hendro, kondisi itu bisa menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk menerima pelajaran yang baik. Hendro mengakui keberadaan FOI mungkin tidak dapat menyelesaikan semua persoalan. Namun setidaknya membantu mengurangi persoalan yang ada. Sebagai upaya untuk membantu program pemerintah, melalui Program Indonesia Ceria (Cerita Baik Kita), FOI menggandeng dunia usaha untuk bekerjasama dan bersinergi dalam membantu mengurangi permasalahan gizi dan kelaparan di sekolah pada anak-anak. “Upaya ini dilakukan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik melalui kualitas sumber daya manusia yang baik,” kata Hendro. Sementara Direktur Utama JNE Mohammad Feriadi berharap, dengan adanya kerja sama ini, pengumpulan dan distribusi makanan akan lebih efisien dan lebih luas jangkauan areanya. Feriadi mengatakan, dengan 6.000 jaringan dan kapabilitasnya di seluruh nusantara, JNE selalu berupaya maksimal untuk memberikan dukungannya dalam berbagai program yang bertujuan untuk mendorong kemajuan bangsa. “JNE berharap kerja sama dengan FOI kali ini dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada masyarakat. Terutama anak- anak, sesuai dengan semangat tagline Connecting Happiness,” pungkas Feriadi.

Read More »

Tangani Gizi Buruk dan Stunting, Pemkab Magelang dan Foodbank of Indonesia Jalin Kerjasama

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Pemerintah Kabupaten Magelang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang bersama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Kantor Dinkes Kabupaten Magelang, Selasa (3/4/2018). Mereka menjalin kerjasama dalam bidang pangan guna memerangi masalah gizi buruk dan bayi stunting yang terjadi di Kabupaten Magelang. Pendiri Foodbank of Indoensia, Hendro Utomo, mengatakan, saat ini kasus stunting ini masih terbilang sangat tinggi, hampir sepertiga dari anak-anak di Indonesia mengalami stunting. Dijelaskannya, stunting ini adalah kondisi di mana anak-anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan nutrisi pangan dan gizi dalam jangka waktu yang lama. Tak hanya stunting saja, ia mengatakan, gizi buruk juga masih terjadi. Jumlah anak-anak yang menderita gizi buruk yang berjumlah cukup banyak. Dia juga menyebutkan angka kelaparan anak-anak di sekolah bahkan mencapai 40 persen. “Jumlah kasus stunting di Indonesia ini tinggi sekali, lebih dari sepertiga anak-anak dari balita kita mengalami stunting. Tinggi badan mereka kurang, begitu pula dengan pangan dan gizinya,” tutur Hendro, Selasa (3/4/2018), saat acara penandatanganan MoU di Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Menanggulangi permasalahan stunting dan gizi buruk tersebut, pihak Foodbank of Indonesia dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang pun melakukan kerjasama dalam bidang pangan dan gizi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Berbagai program yang dilaksanakan antara lain, program Sayap dari Ibu (Sadari). Kader ataupun relawan bergerak di masyarakat, melakukan intervensi pangan kepada para ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia 2-5 tahun yang mengalami kekurangan gizi. Pangan yang diberikan terbuat dari bahan lokal, yang memiliki nutrisi yang ideal dan tercukupi nilai gizinya. “Melalui program Sadari ini, kita bergerak untuk 1.000 hari pertama kehidupan, membantu ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita dua sampai lima tahun. Kami lakukan intervensi pangan. Kami berikan makanan tambahan tiga kali seminggu. Makanan yang bergizi yang baik untuk ibu hamil untuk pertumbuhan bayinya, ibu menyusui dan langsung kepada balita,” ujarnya. Hendro mengatakan, program yang sudah dijalankan selama enam bulan di Kecamatan Mungkid tersebut membawa hasil positif. Selama jangka waktu tersebut, sebanyak 70 persen anak peserta program mengalami peningkatan berat badan dan status gizi. Rencananya program tersebut akan diduplikasikan di 21 Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Magelang, khususnya wilayah kecamatan lain yang masih mengalami kasus gizi buruk atau balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) seperti di Kecamatan Grabak dan Ngablak. Dia pun berharap melalui pelaksanakan program tersebut dapat menurunkan angka gizi buruk dan stunting di Kabupaten Magelang. “Program ini baru pertama dilaksanakan, di Kecamatan Mungkid, selama enam bulan ini responnya positif. Kami akan duplikasikan ke kecamatan lain sehingga harapan kami dapat menurunkan gizi buruk dan stunting,” ujarnya. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Hendarto, mengatakan, pihaknya menyambut baik atas kerjasama yang dilakukan antara FOI dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka memerangi kasus gizi buruk dan stunting yang masih terjadi di wilayah Kabupaten Magelang. Dia pun berharap kemitraan tersebut dapat terus dilaksanakan sehingga masalah gizi buruk dan stunting di Kabupaten Magelang dapat segera teratasi. “Kami menyambut baik adanya kerjasama ini, mudah-mudahan dapat diterapkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Magelang untuk menanggulangi gizi buruk dan stunting di Kabupaten Magelang,” tutur Hendarto.(*)

Read More »